PPKM Berdampak Positif untuk Kualitas Udara Kota Yogya

Suasana Jalan Malioboro Kota Yogya yang terpantau sepi pengendara kendaraan bermotor. ARDHI WAHDAN/LINGKARJOGJA.CO.ID
Suasana Jalan Malioboro Kota Yogya yang terpantau sepi pengendara kendaraan bermotor. ARDHI WAHDAN/LINGKARJOGJA.CO.ID

YOGYA, Lingkarjogja.co.id – Dampak Penyekatan PPKM Darurat sejak tanggal 3 Juli lalu berdampak positif terhadap kualitas udara di Kota Yogya.

Hal ini terjadi karena terjadi penurunan aktivitas kendaraan bermotor yang signifikan selama sepekan ini.

Kepala UPT Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogya Sutomo, menuturkan membaiknya kualitas udara di Yogya. Salah satunya penyebabnya adalah menurunnya konsentrasi karbonmonoksida (CO) yang cukup signifikan.

“Dugaan kuat penurunan konsentrasi CO ini karena tingkat mobilitas masyarakat yang juga menurun selama PPKM Darurat,” katanya kepada Lingkarjogja.co.id, Kemarin.

Berdasarkan pengukuran, konsentrasi CO di Kota Yogya sepanjang Juli mengalami penurunan hingga 40 persen.

Meskipun demikian penggunaan semua parameter untuk pengukuran kualitas udara juga mengalami penurunan baik Sulfur Dioksida (SO2), Nitrogen Dioksida (NO2), Ozon (O3), Particulate Matter (PM2.5), dan PM10.

Baca Juga:
Hartopo Ajak Masyarakat untuk Bersabar dan Berdoa Hadapi PPKM Darurat

Hasil pemantauan Dinas Perhubungan, selama penyekatan PPKM Darurat, penurunan aktivitas kendaraan bermotor tercatat hingga 57 persen.

Jika perbandingannya dengan bulan Juni, maka sepanjang Juli tidak ada hari yang menunjukkan tingkat kualitas udara yang tidak baik.

Seluruh hari menunjukkan tingkat kualitas udara yang baik yaitu tidak memberikan efek negatif terhadap manusia, hewan, dan tumbuhan.

Sedangkan pada Juni, masih ada 10 persen hari yang menunjukkan tingkat kualitas udara sedang. Yaitu kualitas udara yang masih dapat diterima untuk kesehatan manusia, hewan, dan tumbuhan.

Masyarakat Dapat Ikut Memantau Kondisi Udara

Saat ini pun, lanjut Sutomo, warga di Kota Yogya dapat memantau kondisi kualitas udara secara ‘real time’ melalui aplikasi ISPUNET yang bisa diunduh di playstore.

“Aplikasi tersebut merupakan aplikasi dari kementerian. Secara ‘default’, ISPUNET akan mengakses stasiun pemantau udara terdekat,” imbuhnya.

Jika warga berada di Kota Yogya, maka stasiun pemantau kualitas udara atau Air Quality Monitoring System (AQMS) terdekat akan otomatis tersambung dengan AQMS yang ada di Kota Yogya.

Berdasarkan ISPUNET yang diakses pada Rabu (14/7) pukul 12.00 WIB, kualitas udara di Kota Yogya dinyatakan dalam kondisi baik dengan tingkat PM2.5 sebesar 35.

Aplikasi tersebut juga memberikan informasi mengenai tingkat kelembaban udara, kecepatan angin serta suhu udara.

Penulis: Ardhi Wahdan

Editor: Muhammad Nurseha

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *