Kasus Demam Berdarah Lampaui Tahun Lalu, Ajak Warga Perkuat PSN

Bantul dan DIY larang atraksi di malah tahun baru
Bantul dan DIY larang atraksi di malah tahun baru

YOGYA – Masyarakat hingga saat ini diajak untuk memperkuat gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) di lingkungan sekitarnya. Hal ini menyusul lonjakan kasus demam berdarah yang terjadi tahun ini jika dibandingkan tahun lalu.

Sejak Januari hingga akhir Desember 2024, penderita demam berdarah tercatat 283 orang. Jumlah ini meningkat dibandingkan dengan tahun 2023 sebanyak 86 orang. Kemudian pada tahun 2022 sebanyak 174 kasus dan tahun 2021 ada 92 kasus. Sebagian besar pasien demam berdarah tersebut adalah anak-anak. Cuaca di Kota Yogya yang tidak menentu dan kurangnya kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan menjadi salah satu faktor pemicu utama. “Kami tidak pernah berhenti mengimbau masyarakat untuk aktif menjalankan gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) secara rutin dan mandiri,” tandas Kasi Pengendalian Penyakit Menular (P2M) dan Imunisasi Dinas Kesehatan Kota Yogya Endang Sri Rahayu, Minggu (29/12).

Endang mengatakan, selain PSN penerapan 3M plus yaitu menguras tempat penampungan air, menutup rapat wadah air, mendaur ulang barang bekas, serta menggunakan obat nyamuk dan memasang kelambu saat tidur menjadi langkah untuk mencegah gigitan nyamuk aedes aegypti. Pentingnya peran aktif masyarakat dalam menekan angka penyebaran demam berdarah. “Gerakan satu rumah satu jumantik harus dihidupkan lagi di kampung dan perkantoran. Selain itu, masyarakat wajib melakukan 3M plus dan menghindari gigitan nyamuk dengan memakai baju panjang atau menggunakan kelambu,” imbuhnya.

Selain itu, Dinas Kesehatan Kota Yogyak juga telah mengintensifkan penyuluhan langsung kepada masyarakat mengenai bahaya demam berdarah dan langkah pencegahannya melalui fasilitas kesehatan seperti puskesmas. “Kami mengimbau kepada orangtua harus lebih waspada di hari keempat atau kelima ketika anak atau keluarga mengalami panas tinggi. Jika terjadi maka segera dibawa ke puskesmas. Di sana kita ada pendeteksian demam berdarah yakni NS1,” urainya.

Endang berharap, masyarakat segera melaporkan jika ada anggota keluarga yang mengalami gejala demam berdarah seperti demam tinggi mendadak, nyeri otot, mual, atau muncul bintik-bintik merah pada kulit. Penanganan dini dianggap sangat penting untuk mencegah komplikasi.

Menurutnya, dengan adanya nyamuk wolbachia sangat membantu pencegahan demam berdarah di Kota Yogya. Meski demikian upaya tersebut tetap tidak akan mengatasi hingga 100 persen. “Ketika demam berdarah tahun ini naik di semua wilayah, Kota Yogya juga ikut naik. Namun dibandingkan dengan kabupaten lain di DIY, wilayah Kota Yogya berada di posisi kelima,” ungkapnya.

Sementara itu, Kepala Puskesmas Mantrijeron Eny Purdiyanti, juga terus menekankan ke masyarakat tentang penerapan PSN. Harapannya, pencegahan demam berdarah dapat tertanggulangi. “Jadi kami selalu menekankan untuk melakukan PSN secara mandiri dan kami selalu berkoordinasi dengan pihak RT dan RW,” ungkapnya. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *