YOGYA – Produk UMKM dinilai memiliki kualitas yang tidak kalah dengan pasar global. Pelaku UMKM pun didorong mampu memahami hingga menguasai desain grafis guna memperkuat daya saing.
Kemampuan desain grafis dinilai menjadi daya dorong dalam inovasi produk menjadi lebih kreatif. “Desain grafis bukan lagi kemampuan satu orang, tetapi pelaku UMKM juga perlu memahaminya. Setidaknya bisa mengemas sebuah logo atas produk,” tandas pendiri Yayasan Omah Kreasi Centre Yogyakarta Khairun Nisa, di sela Bimbingan Teknis Desain Grafis bagi Pelaku UMKM, Jumat (25/11).
Terdapat sekitar 150 pelaku UMKM yang dibekali bimbingan teknis tersebut. Sejumlah narasumber yang dihadirkan ialah Staf Khusus Menteri Komunikasi dan Informatika Bidang Informasi dan Komunikasi Publik Dr Rosarita Niken Widiastuti MSi, Direktur Pengembangan Kekayaan Intelektual Industri Kreatif Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Dr Ir Robinson Hasoloan Sinaga SH LLM, dan Direktur Kuliner Kriya Desain dan Fesyen Kemenparekraf Yuke Sri Rahayu SSos MA.
Nisa meyakini, banyak pelaku UMKM di Yogyakarta maupun daerah lain yang memiliki produk unggulan namun masih lemah dalam pemasaran secara kreatif. Padahal Yogyakarta dikenal sebagai gudangnya kreativitas. Oleh karena itu tumbuhnya ekonomi digital seharusnya mampu diimbangi dengan meningkatnya pasar dari pelaku UMKM. “Banyak konsumen itu yang tertarik produk dari melihat kemasannya. Jika pelaku UMKM mampu mengemas packaging lebih menarik dengan sentuhan desain grafis, maka aspek pemasaran akan lebih luas. Apalagi kualitas produk UMKM juga tidak kalah bersaing,” tandasnya.
Senada diungkapkan Rosarita Niken Widiastuti. Menurutnya, ekonomi kreatif merupakan salah satu solusi kebangkitan usai pandemi. Hal ini karena kreativitas tidak terhalang oleh gender, tempat dan waktu. Didukung dengan semakin tingginya akses digital, maka jaringan pasar semakin terbuka luas. Akan tetapi dari sekitar 60 juta pelaku UMKM di Indonesia, baru sekitar 20 juta pelaku yang mampu memajang produknya di marketplace digital.
“Anak-anak muda yang punya minat di desain grafis bisa mengambil peran. Bimbingan teknis ini semacam ini sangat bagus dan kami mengapresiasi Yayasan Omah Kreasi Centre yang menjembataninya,” tandas Niken.
Sementara Yuke Sri Rahayu, memaparkan ekonomi kreatif tidak akan tumbuh tanpa didukung oleh ekosistem. Terutama berkaitan dengan riset dan data, kelembagaan, pelatihan, pemasaran, pembiayaan dan infrastruktur. Seluruh aspek tersebut harus dilakukan secara kolaborasi lintas stakeholder baik di tingkat kementerian, lembaga maupun pemerintah daerah. (Dhi)