Suplai 70 Persen Kebutuhan Daging di DIY

Bupati Bantul Abdul Halim Muslih
MENJELASKAN: Bupati Bantul Abdul Halim Muslih bersama Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Pertanian Pangan, Kelautan dan Perikanan Bantul Joko Waluyo sedang memberikan penjelasan belum lama ini. (ANTARA/KORAN LINGKAR)

BANTUL, Lingkarjogja.co.id – Kepala Dinas Pertanian, Pangan, Kelautan dan Perikanan (DPPKP) Bantul Yus Warseno menyatakan, keberadaan sektor peternakan di Bantul menjadikan daerah ini menjadi kabupaten penyuplai 70 persen atas suplai kebutuhan daging bagi kabupaten dan kota di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). 

“Kabupaten Bantul salah satu kabupaten di DIY yang mampu menyediakan suplai daging kurang lebih 70 persen untuk kebutuhan di DIY dan sekitarnya,” kata Yus.

Ia mengajak masyarakat mendukung petani atau peternak untuk menjalankan usaha di sektor peternakan, agar lebih maju, mandiri dan berkelanjutan. Apalagi sektor peternakan adalah garda terdepan untuk mencukupi kebutuhan pangan asal ternak yang asuh dan berkualitas tinggi.

Baca Juga :
Potret Stonehenge di Jogja, Mirip di Inggris

Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan DPPKP Bantul Joko Waljito mengatakan, populasi sapi di Bantul sekitar 67.000 ekor dengan tingkat kelahiran sebanyak 30.000 kelahiran pada 2020. Sehingga Bantul dapat menjadi salah satu penyuplai kebutuhan daging di DIY.

Di Bantul mempunyai 34 orang jagal sapi yang setiap malam menyembelih (motong) sapi dari luar Bantul. Karena sesuai dengan Undang-Undang (UU) Nomor 41 Tahun 2014 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan ada pelarangan pemotongan sapi betina produktif.

“Sedang dari sebanyak 67.000 populasi sapi yang ada itu 90 persen sapi betina produktif. Jadi kehebatan Kabupaten Bantul adalah sebagai penyuplai kebutuhan daging, tidak hanya sapi tetapi termasuk daging-daging yang lain,” katanya.

Baca Juga :
Tiga Cara Memasak Pasta agar Lebih Sehat

Sedangkan untuk program Sapi Kerbau Komoditas Andalan Nasional (Sikomandan) di Bantul yang dibiayai anggaran pendapatan belanja negara (APBN). Pembiayaan tersebut, melalui optimalisasi Inseminasi Buatan (IB) ini untuk meningkatkan populasi ternak dalam mendukung swasembada daging Indonesia tahun 2026.

“Program ini tujuannya adalah untuk meningkatkan populasi sapi potong di Indonesia menuju swasembada daging tahun 2026. Insya Allah bisa terwujud,” jelasnya. (ara/isa)

Respon (2)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *