YOGYAKARTA, Lingkar.co – Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Haedar Nashir meminta TNI tidak terjerumus dalam berbagai bentuk penyalahgunaan kekuasaan.
Permintaan ini agar TNI tetap bersama rakyat dan dapat tetap menjaga jati diri, keberadaan, keutuhan, dan persatuan Indonesia.
“TNI jangan terbawa arus berbagai pertentangan kepentingan dan segala bentuk penyalahgunaan kekuasaan,” kata Haedar Nashir dalam keterangan tertulis di Yogyakarta, Selasa (5/10/2021).
Dalam usia TNI Ke-76 tahun, Haedar Nashir berharap TNI mampu semakin mengokohkan jiwa kejuangan untuk sepenuhnya membela kepentingan bangsa dan negara.
TNI, kata Haedar, lahir dalam derap sejarah perjuangan bersama rakyat melawan penjajah dan menjaga Indonesia pascamerdeka.
Karena itu, posisi dan peran kesejarahan itu menjadikan TNI memiliki tempat khusus dalam kehidupan bangsa dan negara dengan rerorientasi baru pascareformasi.
“Sehingga memperoleh positioning yang lebih tepat sebagai kekuatan nasional milik seluruh rakyat dan Negara Republik Indonesia,” kata dia.
Haedar berharap segenap anggota TNI tegak lurus berdiri di atas dasar negara Pancasila, menjunjung tinggi nilai luhur agama, berkebudayaan bangsa, dan tidak terpengaruh ideologi apa pun yang menggerogoti jiwa nasionalisme.
Menurut Haedar, TNI perlu meneguhkan komitmennya dalam menjaga keamanan dan kedaulatan Indonesia dari berbagai ancaman dari dalam dan luar secara tangguh dan seksama sejalan perintah konstitusi.
“Bersama dengan segenap institusi kenegaraan lainnya dan seluruh komponen bangs. TNI niscaya aktif menciptakan persatuan Indonesia agar tetap kokoh dan tidak tererosi oleh benih-benih perpecahan. Yang dapat meruntuhkan keberadaan dan masa depan Indonesia,” ujar Haedar.
Muhammadiyah, lanjutnya, sebagai kekuatan nasional yang hadir sejak perjuangan kemerdekaan sampai Indonesia merdeka berkomitmen untuk senantiasa bekerja sama dengan TNI.
Bahkan, Muhammadiyah melahirkan kadernya Soedirman sebagai Bapak TNI.
Bersama TNI, Muhammadiyah berkomitmen bersama-sama menjadikan Indonesia sebagai bangsa dan negara yang benar-benar merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur.
Sebagaimana cita-cita para pendiri Negara Kesatuan Republik Indonesia.
“Dirgahayu TNI. TNI itu milik seluruh rakyat dan niscaya hadir bersama Indonesia,” kata Haedar.
Penulis: Antara
Editor: Muhammad Nurseha